Maha besar Allah
dengan segala kemurahan limpahan rahmat dan rejek-Nya, bengkel semakin
ramai dan penuh sesak dengan motor konsumen yang ingin di korek harian
maupun order paketan dari luar kota hingga luar pulau jawa. Disitu kami
menyadari betapa sibuknya kami di pagi hingga sore hari, pekerjaan yang
melelahkan hingga terkadang menimbulkan rasa jemu. Namun ketika pulang
kantor bisa bertemu keluarga dan orang tersayang , rasanya semua menjadi
membahagiakan. Mengantar sang buah hati ke puskesmas , ke posyandu,
membelanjakan susu untuk anak, hemmm… rasanya hidup ini lebih ber arti.
Hehehe…
Udah ah, ntar malah
nge-dongeng cerita lucunya anakku bisa ga habis-habis, padahal niatnya
mau bagi cerita korekan motor nih ke temen-temen semua. Kali ini korban
selanjutnya dijatuhkan pada mesin motor yang sering dipakai Nidji , lha
kok tembus ke grup band pelanggan kita?! Hahaha… Brand ambassador PT.
AHM motor ini kan sering didaulat mengiklankan Honda absolute revo. Nah
kali ini korbannya tuh motor…
Honda memang
melakukan sebuah quantum leap, dengan memproduksi basic mesin Honda
absolute revo / Honda blade. Setelah mesin seri-C yang legendaries
(bahkan saya masih punya Honda grand untuk balap) saya rasa mesin ini
bakal melegenda kedepannya. Lihat aja standardnya udah kepala 8 daya
kuda di ukur pada meja dynotest. Bahkan mas hermanu, HKU racing dengan
memain-mainkan setelan klep saja udah bisa merubah-rubah pola torsi dan
tenaga standardnya. Asyik juga tuh…
Herannya kok banyak
juga yang belum puas akan tenaga standard, apa karena terbeban
konstruksi rangka, jadi meskipun dibekali dapur pacu 110cc, terasa
kurang tenaganya?! Lihat history RAT belum pernah mengorek secara serius
Honda blade / revo absolute, kalo Cuma porting polished, modif cam,
ganti piston Jupiter, ganti knalpot sih sering cuma ngapain juga di
upload kalo gitu Jadi waktu pelanggan datang tanya : Mas udah pernah
bore up Honda blade / revo ? , kita jawab jujur : Belum pernah tu mas.
Pelanggan Tanya lagi : tapi bisa kan mas ? , jawab lagi : Bisa lah …
wani piroooo ?? wkwkwk… Dari model percakapan serius tapi santai kita
jelaskan bahwa modifikasi mesin sejati itu membutuhkan banyak
pengorbanan, ini hobby, tentang kepuasan jiwa, jadi jangan perhitungan
untung rugi karena bukan dagang. Jangan kaget kalau ada piston mlethek
(pecah) saat riset. Kalau sampai pada percakapan ini orangnya sudah
mundur ya berarti segitu aja keberaniannya menghadapi tantangan dan
resiko, belum cocok untuk mengendarai motor bertenaga besar Tapi kalau
maju, siap-siaplah memiliki motor kencang .. aseekk-aseekkk.
Setelah diberi
keleluasaan open budget, barulah dibongkar project mesin seru ini.
Lagian liat di internet banyak tuh link ngebahas : korek mesin Honda
blade. Kita pilih satu sumber terpercaya Otomotifnet aja lah, kita
amati, tiru, dan kembangkan… Adalah motor Honda blade road race kelas nasional Motoprix tim Honda Banten yang dikendarai mariasan kocex, eh bener ga bisa diaplikasikan ke motor harian?!
Kunci aman kompresi
Kendala pertama, baut
tanam yang tidak begitu lebar. Mau bore up aja harus pecah mesin,
memperbesar lubang crankcase. Sekalian deh nge- center dan nge-balance
ulang kruk as. Dan ada terapi istimewa nih kruk as nya di hardening
ulang, supaya gak gampang melintir kalau digeber, patah iya wakaka… Bore
up mentok blade rasanya pake piston sonic masih bisa, cuma ga seru ah,
lagi pengen main cc kecil.
Ganti liner dengan
yang lebih tebal milik Honda karisma, polesan liner masih menyerupai
standardnya dengan alur menyilang namun ketika diraba dengan tangan
sangat smooth licin. Kemudian piston dijejali dengan diameter 53.4mm
FIM BRT , ring piston mengandalkan milik Suzuki shogun 110. Kepala
piston mentah dibubut ulang , hingga disisakan dum piston 1,5mm saja
meniru dum piston smash masuk ke ruang bakar. Ini pun setelah riset
sebelumnya pakai dum piston 2,5mm lha kok pistonnya cuil, pecah
pinggirnya, weleh-weleh… Kompresi dipatok dikisaran 12 : 1 aja kalo
gitu.
Kepala Silinder kunci tenaga
Tidak dapat
dipungkiri sumber tenaga terbesar dari rangkaian part ini. Dengan rocker
arm roller dan rasio rocker arm 1 : 1,5mm , menjadikan noken as Honda
blade / revo lebih efisien dengan pinggang gemuk. Lift cam yang masih
bermain di 5,5mm sudah mampu mengangkat katup setinggi 8mm lebih. Ngeri
gak tuh, kalau di asal aja nge-garap cam dengan lift 6mm aja udah
mencapai angkatan 9mm di klep. Bandingkan dengan Yamaha Jupiter , kalau
pangkasan 6mm masih berada dikisaran 7mm sebenarnya. Apalagi Honda grand
yang rasio rocker arm nya berimbang 1 : 1 . Mau bikin lift 8mm butuh
usaha ekstra dalam menggerus noken as nya.
Overlaping klep
tinggi membutuhkan pir klep dengan kekenyalan teruji. Pir klep active
yang konon katanya diimppor dari swedia, didaulat mengawal gerak naik
turun batang klep. Terbukti pir klep mampu mendongkrak putaran mesin
yang standardnya mentok di 9,000an RPM, kini bisa melengking 12,000 rpm.
Bayangkan jika pakai pir klep jepang BRT yang khusus road race, kami
rasa mesin bisa melengking hingga 13,000 atau 14,000 rpm. Hihihi…
Ngeri!!
Konfigurasi dirubah
menjadi katub masuk diameter 26mm, buang 23mm. Diambil dari katub Honda
sonic, dikecilkan ulang. Sudut derajat ditata ulang, sekaligus menggeser
lubang porting, didesain semi down draught. Terus terang nge-porting
head itu lebih banyak main feel, emang Tuhan menciptakan kita dengan
indera perasa bukan?! Karena sudah terbiasa hampir tiap hari kegiatannya
nge-tune silinder head, tanpa disadari seakan diberi perintah dari
dalam hati ini begini-begitu. Cukup dilihat, diraba,
diterawang hahahha.. untuk mendapatkan feeling seperti ini saya rasa
kudu melewati ratusan jam menghadapi silinder head dan berkali-kali
mengalami kesalahan seperti kita Ternyata setelah diukur lha kok
diameter luar 23mm, samping kiri kanan bushing klep 26mm, ciamik..!! Gak
kebablasan
Pengabut bahan bakar
dipercayakan dari karburator keihin pe28mm. Intake manifold TDR yang
diperpendek. Ukuran pilot jet ketemu di angka 40, main jet 125. Setingan
basah, maksudnya untuk main aman. Nanti kalau sudah jalan enak, baru
di set ulang karburatornya , cari hari khusus untuk seting karburator
soalnya ya cukup menjengkelkan kalau ga nemu-nemu
SUMBER DAYA LEDAK
Magnit masih
menggunakan standard , hanya dibubut ulang untuk meningkatkan torsi.
Diteruskan kepada otak pengapian BRT Maxtronic, diteruskan ke koil
standard, dan busi standard yang diganjal ring 2 lapis. Tidak ada hal
yang istimewa di pengapian, hanya butuh untuk membuka limitasi , dan
derajat titik ledak sedikit lebih advance. Terlalu memajukan waktu
penyalaan akan meningkatkan kecendurangan detonasi/knocking yang akan
menghancurkan mesin. Namun pengapian yang terlalu mundur akan
menyebabkan tenakan maksimum pada langkah tenaga menurun. Jadi yang baik
tetaplah yang PAS. Ini menurut buku wajib mahasiwa teknik mesin
Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, judulnya : MOTOR BAKAR TORAK,
tulisan D.Sungkono Kawano. Banyak banget prinsip untuk mengembangkan
tenaga.
PENERUS DAYA
Sistem transfer daya
kami buat ringkas, melengserkan bak kopling standard, diganti dengan
aplikasi kit dari SYS racing. Jedek rumah kopling sentrifugal dimatikan.
House kopling mengandalkan milik Honda Karisma/ Honda supra 125, pir
kopling racing, kampas kopling racing. Batin jadi tenang deh ga bakal
ada tenaga selip ke roda.
Benar saja, ketika
diusung ke meja dynotest Banyuwangi Motor undaan, dari 15 kali running,
Alhamdulillah hasil modifikasi ini terbayarkan sudah dengan kepuasan
bisa menembus 16,3 dk di 9.180 RPM dengan torsi maksimum 13.1 nm di
8.522 RPM, sesuatu banget ya.. ciee… Gigi 3 udah hampir 100 kpj, itupun
sebenernya hasil gak maksimal karena gir depan belakang masih pakai
standard. Suspensi belakang standard pula, jadi waktu digeber di
dynotest, motornya membal-membal saat dikecepatan tinggi. Walaupun Ban
gede gini juga tetep ga dapet traksi, kualitasnya kurang ya, Cuma ogah
sebutin merk ah, dosa Harusnya mungkin bisa 17 atau bayangan saya di 18
dk hauhauhauKesempatan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar